2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1. Pembelajaran Berdiferensiasi
PEMBELAJARAN
BERDIFENRENSIASI
Apa yang
dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat
dilakukan di kelas?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran
yang berorientasi kepada
kebutuhan murid. Kebutuhan belajar murid memiliki profil yang
berbeda-beda sesuai dengan kesiapan, minat dan gaya belajar masing-masing. Oleh karena
itu keputusan-keputusan yang dibuat guru harus mempertimbangkan beberapa hal
untuk memahami dan memetakan kebutuhan belajar murid dari setiap individu. Guru
tidak dapat memperlakukan sama untuk semua murid karena murid adalah individu
yang unik. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas jika
pembelajaran berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru
merespon kebutuhan belajar tersebut.
Disamping itu keputusan-keputusan yang dibuat guru harus berkaitan
dengan:
- Tujuan pembelajaran
didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru
yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid.
- Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid.
Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid. Misalnya, apakah guru perlu menggunakan sumber
yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang
berbeda.
- Bagaimana guru menciptakan lingkungan
belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras
untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap
murid di kelas tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk murid di sepanjang prosesnya.
- Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang
berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
- Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk
dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya murid
mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Bagaimana
pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan
membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal,
pembelajaran berdiferensiasi harus direncanakan dan dirancang sesuai dengan
kebutuhan belajar murid. Terlebih dahulu guru harus mampu mengidentifikasi atau
memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan 3 (tiga) aspek, yaitu kesiapan
belajar, minat murid, dan profil belajar murid. Sebagai guru, kita semua tentu
tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang
diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki
sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu
keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu
memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai
(profil belajar).
1. Kesiapan belajar (readiness)
Kesiapan belajar (readiness) yaitu
kapasitas murid untuk mempelajari materi baru. Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat
intelektualitas (IQ). Kesiapan belajar murid lebih kepada informasi tentang
apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai
dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Untuk mengetahui kesiapan belajar murid, guru bisa
memberikan tes diagnostic, pretes atau pertanyaan pemantik.
2.
Minat murid
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat 'terlibat aktif' dalam proses pembelajaran. Maka guru perlu memahami 2 (dua) perspektif tentang minat yaitu minat situasional dan minat individu, agar guru dapat mempertimbangkan bagaimana guru dapat mempertahankan atau menarik minat murid-murid dalam belajar.
Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan:
- menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
- menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid,
- mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
- menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).
Minat muri berbeda-beda, murid yang berbeda
akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan
melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk
menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat
meningkatkan kinerja murid. Hal lain yang perlu disadari oleh guru
terkait dengan pembelajaran berbasis minat adalah bahwa minat murid dapat
dikembangkan. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik
dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan
minat baru.
3.
Profil belajar murid
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana
kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau
memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk
memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan
profil belajar murid agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan
mengajar, yaitu:
- Preferensi
terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat
kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak
terstruktur, dan sebagainya.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dan lain-lain. - Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam -
ekspresif, personal - impersonal.
- Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: - visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui
materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan,
peta, graphic organizer );
- auditori: belajar dengan mendengar (misalnya
mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan
pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
- kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya
bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar. - Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
Untuk
mencapai hasil belajar yang optimal, guru juga dapat menerapkan Strategi
Pembelajaran Diferensiasi, yaitu:
- Diferensiasi Konten : materi yang diajarkan kepada murid sesuai dengan kebutuhan, sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat dan profil belajar murid.
- Diferensiasi Proses: Bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari.
- Diferensiasi Produk: Tagihan apa yang kita harapkan dari murid, produk harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Bagaimana
kaitan antara pembelajaran berdiferensiasi dengan filosofi KHD dan budaya
positif?
Dalam
filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran bahwa
pendidikan harus menuntun segala kekuatan kodrat anak, setiap anak adalah pribadi yang
berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing yang harus ditumbuh kembangkan
sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Oleh
karenanya guru dapat memenuhi kebutuhan belajar setiap murid dengan desain
pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan murid.
Guru sebagai
sosok pamong dapat
menuntun agar anak tidak kehilangan arah karena disrupsi teknologi serta menciptakan murid sebagai generasi
yang memiliki profil pelajar pancasila.
Dalam
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru sebagai pendidik harus memaknai
filosofi KHD, membuat dan menjalankan budaya positif untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, menyenangkan, sesuai
dengan profil belajar murid dan agar minat belajar mereka tumbuh dan
berkembang.
Untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid, guru perlu memahami lima kebutuhan
dasar manusia kemudian melaksanakannya dan dapat membedakan lima posisi kontrol kita sebagai seorang
guru. Jika hal ini diadaptasi guru
dalam merancang dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, mudah-mudahan
murid akan menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki profil pelajar Pancasila.